1. Pengertian
Senyawa
Unsur merupakan zat tunggal, yang tidak dapat diuraikan menjadi
zat kimia yang lebih sederhana lagi. Gabugan dari dua atau lebih unsur yang
bergabung secara kimia dengan perbandingan massa tertentu akan menjadi senyawa
yang sifatnya berbeda dengan sifat zat penyusunnya. Misalnya air yang terdiri
dari oksigen dan hidrogen yang pada dasarnya berwujud gas namun setelah menjadi
senyawa berubah menjadi cairan.
Penguraian senyawa menjadi zat yang lebih sederhana disebut
dekomposisi. Ada dua cara dekomposisi yaitu dekomposisi termal dengan
menggunakan panas dan dekomposisi elektrolis dengan menggunakan listrik.
2. Proses
Pembentukan Senyawa
a. Reaksi
Unsur dengan Unsur atau Senyawa dengan Senyawa
Reaksi unsur dengan unsur dapat terjadi melalui reaksi pembakaran.
Contoh pembakaran magnesium menghasilkan magnesium oksida. Reaksi antara
senyawa dengan senyawa misalnya reaksi antara asam dengan basa menghasilkan
garam.
b. Reaksi
Unsur dengan Senyawa
Beberapa senyawa terbentuk melalui reaksi antara unsur dengan
senyawa. Contoh logam natrium cepat bereaksi dengan air membentuk senyawa NaOH.
3. Penulisan
rumus kimia
Penulisan senyawa dengan mencantumkan jenis dan jumlah unsur yang
membentuknya disebut rumus kimia.
nAxByCz
Keterangan:
n : Koefisien, yang menunjukkan jumlah molekul
senyawa
A, B, C : Lambang unsur penyusun senyawa
x, y, z : Indeks tiap unsur penyusun, yang menunjukkan
banyaknya atom unsur dalam setiap molekul senyawa.
Berikut contoh penulisan rumus senyawa kimia:
a. H2O
berarti dalam 1 molekul air terdapat 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen.
b. CO2
berarti dalam 1 molekul gas karbondioksida terdapat 1 atom karbon dan 2 atom
oksigen.
c. Jika
tertulis rumus kimia senyawa Kalsium hidroksida, adalah 5 Ca (OH)2,
berarti terdapat 5 molekul Kalsium hidroksida di mana tiap molekulnya terdiri
atas 1 atom Kalsium (Ca), 2 atom Oksigen (O), dan 2 atom Hidrogen (H). Jumlah
seluruh atom pada lima molekul Ca(OH)2 adalah 5 (1 + (1 × 2) + (1 ×
2)) = 25 atom.
4. Penamaan
Senyawa Biner
a. Tata
nama senyawa biner dari sesama nonlogam
Senyawa biner ialah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis
unsur, misalnya air (H2O), amonia (NH3), dan metana (CH4).
Untuk senyawa biner yang terbentuk dari sesama unsur nonlogam diberi nama
dengan cara berikut:
- Menyebutkan
jumlah atom unsur pertama dalam bahasa Yunani.
- Menuliskan
nama unsur pertama.
- Menuliskan
jumlah atom unsur ke dua dalam bahasa Yunani.
- Menyebutkan
nama unsur ke dua.
- Diberi
akhiran “ida”
Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari satu
jenis senyawa, maka nama senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan angka indeks
dalam bahasa Yunani:
1 = mono 6 = heksa
2 = di 7 = hepta
3 = tri 8 = okta
4 =
tetra 9 = nona
5 =
penta 10 = deka
Indeks satu tidak perlu disebutkan, misal: karbonmonoksida (CO),
bukan monokarbonmonoksida.
Contoh:
CO2 = karbondioksida N2O3 = dinitrogen trioksida
CS2 = karbon disulfida CCl4 = karbon tetra klorida
SO3 = belerang trioksida
b. Tata
nama senyawa biner senyawa logam dengan nonlogam
Senyawa yang tersusun dari unsur logam dan nonlogam, maka unsur
logam disebutkan terlebih dahulu, kemudian unsur nonlogam serta diberi akhiran
“ida”
Nama logam + Nama nonlogam + ida
Contoh:
KBr = Kalium bromida BaCl2 = Barium klorida
NaF = Natrium fluorida MgO = Magnesium oksida
Al2S3 = Aluminium sulfida
5. Penamaan
senyawa asam dan senyawa basa
Semua senyawa yang rumus kimianya diawali dengan atom unsur H
harus dinamai dengan awalan asam, kecuali air (H2O) dan Hidrogen
peroksida (H2O2).
Contoh:
HI = Asam iodida
HBr = Asam bromida
HNO2
= Asam nitrit
Cara penamaan senyawa basa yaitu dengan menyebut nama logamnya
lalu diikuti kata “hidroksida”.
Contoh:
LiOH = Litium hidroksida Ca(OH)2 = Kalsium hidroksida
Mg(OH)2 = Magnesium hidroksida KOH = Kalium
hidroksida
Ba(OH)2 = Barium hidroksida